Kamis, 26 Maret 2009

Dr. Rodriguez. Who ??


Miris. Menyaksikan makin banyaknya jumlah pengemis dan pengamen usia sekolah nyanyi-nyanyi tak jelas di jalanan, mereka ada hampir disetiap belokan. Indikator ini tidak baik. Banyak penopang ekonomi keluarga berjatuhan tanpa ampun (baca : di PHK). Para fresh graduate kepayahan mencari pekerjaan. Gaji yang kadang di bawah UMP / UMR sekedar menutup uang transpor dan makan, di tempat lain yang telah bekerja pun mulai habis masa kontraknya sedang disana banyak yang harus di sokong untuk bisa hidup.

Untuk bisa hidup berbagai hal yang mungkin menghasilkan uang akan dilakukan. Pertama pekerjaan halal, lalu bila yang halal itupun sudah sulit maka beralih ke pekerjaan yang -katakanlah- haram. Ini berbahaya, manusia se shalih apapun bisa tergoda bila orang terdekat yang disayanginya tergolek sakit atau meringis menahan lapar. Sementara uang tidak begitu saja jatuh dari langit. Nah kondisi sangat kekurangan dalam hal apapun bisa mendekatkan seseorang pada penghalalan segala cara.

Adakah yang bisa dilakukan ? adakah yang mau melakukan sesuatu ?

Untuk anda yang telah memberdayakan orang lain, salut sanjung buat anda. Kehidupan yang anda beri seolah menghidupi semua manusia. Layaknya tangan yang menggenggam sekendi air, penyambung nyawa bagi yang membutuhkan. Hormat takzim buat anda yang sedang mulai untuk memberi. Mudah-mudahan tangan yang berkah menggugurkan segala laku jahat yang akan ataupun sedang terpikir untuk dilakukan.

di zaman sekarang uang lima ratus, atau seribu rupiah serba nanggung. Beli air mineral dapat satu, beli gorengan juga dapat satu dimakanpun nanggung. Meski duit seribu atau lima ratus rupiah serba nanggung tapi secara fungsi bisa berbeda lho.

Bisa jadi duit seribu atau lima ratus yang anda berikan ke pengemis, anak jalanan itu sempat memperpanjang umur mereka, bisa jadi menunda pikiran-pikiran buruk yang sempat terlintas. Bisa jadi duit seribuan itu membuka pemahaman bahwa didunia yang kejam ini ada yang masih peduli dan mereka tak lagi merasa sendiri.
seribu perak ? lima ratus rupiah ?? lebay ah!

Bisa jadi. Tak ada pemberian yang gagal. memang sih kita juga sering dengar tentang mafia yang mengorganisir mereka. Membongkarnya pun tak pernah menyelesaikan masalah. Tapi dari lima ratus atau seribuan yang anda berikan, energi itu tak akan pernah hilang ia hanya akan berubah bentuk, berubah kapasitas yang satu saat akan kembali ke kita berkali lipat banyaknya.

pernah dengar cerita ini :

Disebuah rumah mewah dipinggiran kota New York, seorang nyonya muda mendengar ketukan lemah dipintunya, ketika pintu dibuka seorang bocah lelaki kurus kering berdiri dan meminta sumbangan. Nyonya itu menyuruhnya masuk lalu memberinya sepiring makanan dan segelas besar susu hangat. Setelah beberapa waktu pengemis kecil itupun mohon diri.

Beberapa puluh tahun kemudian tersiar kabar bahwa usaha suami nyonya -yang sekarang sudah tidak muda lagi- itu jatuh bangkrut. Suaminya telah meninggal dunia dan banyak harta bendanya dijual untuk menutup utang sang suami. Nyonya itu sekarang harus dirawat di rumah sakit karena penyakitnya. tak ada yang bisa dilakukan perempuan tua itu selain menghitung berapa besar utangnya nanti. Hari-hari setelah operasi makin menggelisahkan. Kegelisahan dan detak jantung yang cepat dialami pula oleh dokter yang memimpin rumah sakit itu.

Saatnya bagi suster untuk menyerahkan semua rincian biaya-biaya, tapi sebelum nya sang nyonya menceritakan bahwa dirinya tak akan sanggup membayar segala biaya meskipun ia harus bekerja keras selama sisa hidupnya. Tapi suster itu malah tersenyum. Tangan nyonya itu bergetar hebat menerima beberapa lembar kertas yang disodorkan kepadanya, ia tak sanggup melihat deretan angka-angka yang muncul. Tapi akhirnya dengan susah payah ia mengumpulkan keberaniannya untuk membaca tulisan yang tertera di kertas tsb.

Semenit kemudian air matanya meleleh. Beberapa kertas ditangannya terjatuh bibirnya mengucapkan kata-kata syukur pada Yang Maha Kuasa.
mau tahu kenapa ? di bagian bawah kertas rincian biaya itu ada tulisan kecil-kecil begini bunyinya :

"telah dibayar lunas dengan sepiring makanan enak dan segelas besar susu hangat"
tertanda Dr Adrian Rodriguez kepala Rumah sakit Miami.

( Maksudnya ?? sepiring makanan dan segelas besar susu bisa jadi asuransi kesehatan dikemudian hari ?? ha ha ha. Para ekonom bisa gila, para analis keuangan bisa mati gaya (deu !!). Gimana itungannya ? apa iyaaaa ? ngawur loe gi !! )

Saya ngga tahu cerita itu beneran apa ngga. Tapi pelajaran yang bisa diambil adalah : jangan pernah menyepelekan pemberian sekecil apapun. mungkin sekeping lima ratusan atau seribuan, kecil dan tak begitu berarti. Tapi bagi mereka yang sedang berjuang mempertahankan hidup di jalanan bisa begitu berarti.

Dan dari cerita itu : bisa jadi sepiring makanan dan segelas susu -tempo hari- dicerna di tubuh pengemis kecil itu dan berubah menjadi darah yang mengalir, menyambungkan sehari lagi nyawanya, darah yang mengantarkannya ke nasib baik lain dimasa depannya dan kelak menyambungkan lagi nyawa-nyawa lain yang hampir putus.

Sementara nyonya itu memutuskan untuk mengambil peran : menjadi jalan untuk satu kehidupan lagi.

Di kediaman_Nya, Tuhan Yang Maha Pengasih menyaksikan semua sequence (rangkaian kejadian) ini memutuskan membalasnya suatu saat, sebuah rencana yang tak bisa di perkirakan sebelumnya. Kejutan dari arah yang tak terduga, speechless !. Rangkaian Kasus semacam ini bila di "googling" akan banyak kita temukan. Dan terjadi tidak satu atau dua kali.

Lihatlah ! kepakan sayap seekor kupu-kupu di New York bisa menjadi badai tornado di Miami. Kebaikan "kecil" yang bahkan dilupakan pemberinya telah dikembalikan lagi, berlipat-lipat banyaknya.

Adakah yang mau mengambil peran seperti Nyonya itu ?

Memberi itu tidak mudah. Perlu orang dengan kualitas lain untuk lapang dalam melakukannnya. Perlu trik ikhlas khusus yang membuat seseorang yang di beri tidak lantas merasa berhutang budi. Tapi ah, orang sehebat anda, saya yakin sudah sering melakukannya. I never doubt that.

Kemampuan memberi pada seseorang sudah pasti akan mendatangkan kebahagiaan tersendiri, mungkin sekarang mulai lagi menyiapkan uang recehan. Mungkin tak pernah ada jaminan orang yang kita beri akan membalasnya. Tapi yakinlah saja bahwa ada Yang Maha Menyaksikan yang kelak membalasnya dalam bentuk lain, disuatu tempat yang tidak terduga. Dan tak pernah kita tahu kapan dan dimana tepatnya.

Lima ratus, seribu, seratus ribu, sejuta rupiah. Atau malah memberdayakan sekalian. Ah terserahlah. Buat Tuhan tertawa terbahak-bahak melihat ulah kita.

Well, selamat memberi !

Tidak ada komentar: