Kamis, 19 Maret 2009

THE SEQUENCE, RANGKAI PERTEMUAN



Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang teman lama. orangnya baik, penuh semangat hidup. Buat saya yang semangatnya suka byar pet seperti listrik PLN bertemu dengan seseorang seperti dia adalah berkah. Bagaimana tidak, semangatnya itu menulari saya yang dari pagi sudah lima watt, lalu serta merta energi saya naik tajam kayak dolar, sebelas ribu delapan ratus watt. mencorong terus dan pada sore hari pas orangnya pergi energi turun lagi jadi sepuluh watt. Ampun dah!.

Saya jadi kepikiran. Andai kita tak bertemu guru-guru kita sepertinya kita bakalan hidup dalam gelap alias zaman jahiliyah, tak bisa baca tulis, tak bisa ngitung duit, tak kenal sejuta itu berapa nolnya. Andai tak bertemu dengan teman2 SD yang mengajarkan bagaimana melakukan relasi tentu saat ini kita sangat payah mengenali orang lain.

Bertemu dengan teman2 SMP yang mengajarkan tentang betapa hebatnya suatu hubungan maka selamanya kita takkan mengenal cinta monyet yang membuat kita tertawa lebar2. Jika saja tak pernah bertemu/ dipertemukan dengan teman-teman SMK atau SMU maka kita tak akan pernah bisa membaca diri sendiri bergaul dengan mereka menyadarkan saya bahwa pertemuan dengan siapapun adalah sebuah "gift"/ hadiah, mereka mengajarkan sedikit banyak tentang jati diri saat itu. Lalu bertemu lagi dengan teman2 saat kuliah kita jadi tahu apa yang kita inginkan saat ini dan nanti. Bertemu dengan teman2 sekerjaan saya jadi tahu dimana posisi saya dan harus ngapain dengan itu.

Thanks God for you guys !

Betapa hebatnya rangkaian pertemuan-demi pertemuan yang terjadi dalam hidup kita. Izinkan saya menyebutnya : Sequence / rangkaian pertemuan atau rangkaian kejadian.

Saat saya nyaris tertabrak truk tempo hari efek berikutnya saya jadi lebih hati-hati. Efek lain saya jadi mewanti-wanti semua orang yang saya kenal. efek lainnya lagi saya jadi tahu rasanya kehilangan, sequnce terjadi dan terus terjadi.

Peristiwa sequence adalah unik. Peristiwa dipertemukannya kita dengan seseorang atau dengan suatu kejadian adalah "sengaja diatur" agar kita menyadari sesuatu. Tak harus tahu saat itu. tapi itu akan membekas dalam ingatan kita. lalu satu saat kita akan bilang : aha ! ternyata untuk sampai disana saya harus belok kesini dulu.

Namun begitu, peristiwa sequence tidak selamanya menyenangkan. Terkadang dalam sebuah sequance terjadi konflik panas yang hebat. Pertengkaran, musuhan, males ketemu, males ngeladenin, masih ada sedikit dendam. Ya kadang menyakitkan kadang sampe parah... (deu!). maaf terlalu mendramatisir. Jangan terlalu serius ya .. haha !

Tapi beneran. Tidak semata-mata kita bertemu seseorang -dengan berbagai rupa dan watak melainkan ada maksudnya. Tapi apa sih maksud nya kita dipertemukan ? saya juga ngga tahu.

Dalam diri setiap orang terkandung kompleksitas yang luar biasa. Tapi dari segala kompleksitasnya yang rumit itu kita masih bisa melihat beberapa cahaya berpendar-pendar dalam laku teman-teman kita atau mereka2 yang hadir di hidup kita dulu dan sekarang. Dan itu adalah salah satu kualitas terbaiknya.

Anda mungkin pernah bertemu seseorang yang sangat biasa2 saja tapi kebaikannya begitu mencengangkan, beberapa dari mereka sangat cerdas. Meski kasar tapi bersedia mengajari kita matematika yang rumitnya bikin kita berkerut-kerut. Atau prestasinya setara dengan kita tapi dia bersedia duduk sebangku dan mendengarkan dengan setia. Atau bisa jadi orang itu pendiamnya minta ampun tapi pintu rumahnya terbuka untuk kita setiap saat, kapan saja. Saya yakin anda mengerti maksudnya dan punya banyak contoh lebih banyak dari saya.

Lihat saja kualitas itu. Indah bukan ?. Selalu ada kualitas terbaik dalam diri setiap orang termasuk dalam diri kita. Tidak mungkin tidak !.

Dalam hidup sequence adalah tidak terelakan. Kita akan selalu bertemu orang-orang, kita akan mengalami banyak peristiwa. Bila terpaku pada pahitnya maka seumur-umur semua jadi pahit, tapi bila berlaku proporsional bahwa tak selalu yang pahit itu racun maka kita juga akan paham bahwa selalu ada sisi baiknya.


Saya mengajak untuk melihat lebih dekat siapapun yang ada, sesuatu yang pernah hadir dalam hidup kita yang singkat ini, selalu : melihat hanya kualitas-kualitas terbaiknya saja. dan soal yang tidak enak - tidak enak itu sebaiknya di maafkan saja, bukankah dalam diri kita juga ada kulitas lain yang harus dimaafkan oleh keluarga, istri/suami, anak2, teman teman dan para sahabat kita ?. Tentu semua akan berat. Tapi mengingat-ingat yang tidak enak adalah seperti menyimpan telur yang sudah busuk di saku celana dan selalu kita bawa kemana-mana.

Dari sana kita tersadar satu hal : jika dalam diri kita ada dua kualitas: baik dan buruk. Maka selanjutnya kita ingin dikenal seperti apa ?, seperti bagaimana ?.

Mungkin inilah saatnya menonjolkan kualitas terbaik itu dengan lebih maksimal. Dan mengecilkan kualitas-kualitas lain yang sifatnya hanya akan merugikan diri sendiri.

Jika mata kita hanya melihat hanya yang indah-indah saja dari anggota keluarga para teman dan para sahabat kita dan siapapun yang singgah di hidup kita, bukankah kehidupan ini jadi lebih indah lagi untuk di jalani, lebih ringan untuk di gerakan, dan lebih abadi untuk di kenang ?

Tidak ada komentar: