Sabtu, 11 Desember 2010
Manusia-nya!
Seperti kebanyakan Netizen (orang dalam kesehariannya selalu bersentuhan dengan internet), setiap harinya saya sengaja men-jejal-i diri saya dengan banyak sekali informasi. Dari bangun tidur sampai mau tidur saya belum bisa lepas dengan yang namanya informasi. Meskipun saya membatasi dan memilih-milih berita, tetap saja informasi apapun adalah penting. Dan untuk ukuran jaman sekarang akses ke sumber informasi adalah hal yang vital.
Dulu sewaktu era televisi sedang hangat, dimana saluran TV hanya ada TVRI maka acara Dunia Dalam Berita adalah sebuah tontonan ”wajib” disamping film2 kartun tentunya. Dan sebagai anak SD saya juga masih sering di PR-i untuk mencatat peristiwa apa saja yang sedang berlangsung dan diminta menuliskan ulang dengan bahasa tulis khas anak SD. Dan tentu saja susah minta ampun jika menerangkan salah satu topik berita, karena pembaca berita di TV punya kecepatan sendiri, maka jadilah berita ”Pengiriman pasukan Perdamaian” diganti dengan topik ”Banjir di Srilangka” atau ”Panen Kacang di Lampung” yang lebih padat dan singkat.
Kemudian dimulai era TV-TV swasta dimana tonggak kreativitas media mulai terpancang. Meski terbatas—karena saat itu belum reformasi—tetapi tetap kreatif dalam keterbatasannya. Sampai di jaman reformasi kreatifitas itu di eksplor dengan luarbiasa. Lalu kedatangan Internet yang fenomenal—thanks God pemerintah kita cukup demokratis dalam hal ini. Ya kedatangan internet mengubah banyak hal, termasuk cara kita memandang suatu informasi. Sekarang kita sudah tidak kampungan lagi (ciyeee), setidaknya ketika terjadi konflik antar negara atau kelompok, kita bisa mencari informasi dari berbagai sudut pandang. Sekaligus memahami motif-motif apa saja yang menggerakkannya.
Ketika media gambar diberi kebebasan maka kita mudah sekali menganalisa apa yang sedang terjadi. Dengan cepat kita mendapatkan penjelasan, gambaran, kengerian sekaligus kekhawatiran yang sedang bergejolak disana, sekaligus, implikasi dan counter measure jika sewaktu-waktu hal itu terjadi disini. Kita lalu terbiasa dengan berbagai berita-berita kriminal dari yang paling sadis sampai yang parah sekali—sampai kita megira-ngira mungkinkah manusia bisa melakukannya?.
Dan yang paling hot saat ini adalah ketika situs Wikileaks mengungkap lebih dari 250 ribu kawat, dokumen-dokumen penting yang tergolong sangat rahasia, hebatnya situs tersebut bisa diakses dengan mudah. Begitu banyak yang diungkap disana: konspirasi, manipulasi, benturan kepentingan, nuklir, kondisi ekonomi, piring terbang, pergantian kekuasaan, suksesi kepemimpinan, motif-motif yang diluar dugaan, semua tersaji penuh kerumitan. Sehingga saya sering bertanya apakah benar semuanya ini? benarkah informasi besar itu tersembunyi demikian rapinya, rencana-rencana yang terkontrol sehingga tak bisa di tangkap oleh penglihatan? Terlalu halus untuk dirasa dengan indera dan dicerna pikiran?. Benarkah ada yang seperti itu? Entahlah.
Sebagai rakyat jelata biasa, selain hanya sekedar tahu, saya tidak menemukan apapun lagi dari sana. Bila dokumen-dokumen itu benar adanya, lalu apa? Peristiwa yang sudah terjadi baru terungkap sekarang. Mau di apakan? Ekonomi dunia sudah masuk black hole, kekayaan alam negara RI kita dan lain-lainnya ..., lalu Afghanistan sudah hancur!, Pakistan lebur, Irak sudah rata!—perang saudara sudah keburu menewaskan banyak orang, virus-virus biologis sudah meminta ribuan nyawa. Semua data biometrik para diplomat sudah diketahui, semua motif sudah jelas. Lalu mau apa lagi?
Dalam pikiran saya yang awam ini, jika dunia benar-benar penuh dengan konspirasi jahat, apakah mereka juga terkena hukum yang satu itu?
Juga hukum-hukum lain yang manusiawi sifatnya dan fana bawaannya. Hukum sederhana yang sebetulnya tidak sederhana, hukum pilihan, ketetapan, keseimbangan. Lalu benarkah semua rencana jahat itu berhasil? Pengerukan kekayaan alam milik orang lain? Penghancuran-penghancuran itu? Berapa persenkah yang berhasil? benarkah misi mereka saat ini sukses?
Sementara para konspirator sibuk dengan rencana-rencana selanjutnya, Wikileaks membuat banyak orang makin kuat menduga-duga. Bahwa di setiap tindakan: kunjungan, paket bantuan, hibah, apapun selalu diiringi imbalan dan ancaman. Ketika semua data-data dibuka, ketika semua informasi ini di beberkan ke permukaan diam-diam maupun terang-terangan warga dunia bersatu melawan dominasi konspirasi yang manipulatif ini. lihat saja dukungan kepada Wikileaks yang tiap detiknya semakin menguat. Setidaknya 4000 peretas (Kompas) bersatu untuk membela Wikileaks. Data-data yang di blokir, di ekstrasi ulang dan di sebarkan melalui ratusan situs lain, mereka seakan hendak mengatakan bahwa kebenaran apapun tidak seharusnya mengandung unsur manipulatif! Dunia perlu tahu!.
Lalu ini soal apa, kenapa semua fakta ini terungkap?. Apakah maksudnya? Jika benar poin apa yang harus digaris bawahi?. Manusianya kah?
Dalam dunia dimana pengelompokan "kami" dan "mereka" sangat jelas, apa yang di beberkan Wikileaks sungguh mengejutkan. Bagaimana para pemimpin negara bisa mengambil banyak wajah, banyak warna dan halus tersembunyi. topeng A saat menghadapi yang ini dan mengambil topeng B saat menghadapi yang itu. Maka ketika semua terungkap kita melihat bahwa apa yang mereka pertontonkan selama ini tidaklah selalu wajahnya yang asli!.
Jika apa yang tengah dipertontonkan hanyalah sebuah pertunjukan topeng maka apakah setiap tindakan, keputusan--apapun, belum tentu seperti itu juga? selalu ada maksud di balik maksud!
Dan pelajaran yang bisa diambil dari sana adalah, tindak-tanduk pemimpinnya- manusianya. Jika saja dari awal sudah jujur, amanah,...,..., sudah dimiliki setiap orang, termasuk pemimpin dimanapun, maka mereka-mereka yang berkepentingan seharusnya tidak usah takut.
Saya yakin dunia akhirnya akan disatukan oleh satu, yaitu perhatian kepada manusianya. Apakah banyaknya suku-suku, ras, bangsa-bangsa di dunia dengan berbagai tingkatan hidup, kaya miskin dsb —perbedaan kondisi manusianya, apakah mereka mau tulus hidup bersama? Menjadikan dunia ini tempat tinggal yang nyaman, tanpa manipulasi, dominasi, hegemoni, penjajahan dalam berbagai bentuknya.
Yah memang sulit mengharapkan hal-hal semacam itu dari orang lain, tetapi kita bisa mulai membiasakan keempat sifat itu, dari...
Salam hangat!
foto dari National Geographic
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar